Thursday, July 7, 2011

Anak Indonesia Pendek-pendek Karena Kurang Gizi

Jakarta, Masalah gizi buruk tidak hanya berhubungan dengan penyakit tetapi juga berdampak pada pertumbuhan tinggi badan. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 mencatat 35,7% anak Indonesia tergolong pendek akibat masalah gizi kronis.

Dengan persentase sebesar itu diperkirakan ada 7,3 juta anak Indonesia yang jadi pendek.

Banyaknya anak yang mengalami gangguan pertumbuhan tinggi badan merupakan masalah gizi kronis karena berhubungan dengan riwayat gizi pada generasi sebelumnya.

Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih dalam peringatan hari Gizi Nasional pada 25 Januari 2011 mengatakan tinggi badan anak berhubungan dengan masalah gizi kronis. "Jika satu generasi kurang gizi, dampaknya pada tinggi badan mungkin baru akan dirasakan generasi berikutnya," jelas Menkes.



Karena merupakan masalah kronis, Menkes mengatakan bahwa pengatasan masalah gizi buruk dan pengaruhnya terhadap tinggi badan harus dilakukan secara komprehensif atau menyeluruh. Di antaranya melalui perbaikan gizi ibu hamil atau antenatal care.

Angka gizi buruk pada balita sendiri mengalami perbaikan, dari 31% pada tahun 1990 menjadi 17,9% pada 2011. Namun menurut Menkes, angka itu belum istimewa karena berarti masih ada 3,7 juta balita yang kurang gizi. Menkes menargetkan, pada tahun 2015 angka itu bisa terus ditekan menjadi 15% saja.

Meski angka gizi buruk tinggi, di sisi lain balita dengan gizi berlebih hampir sama banyak dengan balita gizi buruk yakni 14%. Menariknya, gizi berlebih tidak berhubungan dengan status ekonomi karena persentasenya pada keluarga termiskin adalah 13,7 persen sementara di keluarga terkaya tidak jauh berbeda, yakni 14%.

Masalah gizi lainnya yang sedang dihadapi adalah obesitas yang dialami oleh 15 persen orang dewasa berusia 15 tahun ke atas. Menurut Menkes, obesitas yang berhubungan dengan masalah metabolisme jumlahnya meningkat akibat perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan.

No comments:

Post a Comment